Mandi malam sering dianggap sebagai rutinitas yang menyegarkan dan menenangkan, tetapi ada beberapa risiko yang harus dipertimbangkan, salah satunya adalah risiko penyakit rematik. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan apa yang diketahui tentang hubungan antara mandi malam dan rematik, serta cara untuk mengurangi risiko ini.
Apa itu Rematik?

Rematik adalah kondisi yang ditandai oleh nyeri, kekakuan, dan kesemutan pada sendi-sendi tubuh. Penyakit rematik ini dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, meraih benda, atau bahkan menulis. Rematik dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: osteoartritis dan artritis reumatoid.
Apakah Mandi Malam Bisa Menyebabkan Rematik?
Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mandi malam secara langsung menyebabkan rematik atau penyakit sendi lainnya. Namun, mandi malam yang terlalu sering dan dengan air yang terlalu dingin dapat menyebabkan rasa sakit dan kaku pada sendi, dan memperburuk gejala bagi mereka yang menderita penyakit sendi.
Penting bagi semua orang untuk menjaga suhu tubuh agar tetap stabil dan menjaga agar sendi tetap hangat dan fleksibel. Ini bisa dilakukan dengan memakai pakaian yang hangat, menjaga lingkungan sekitar hangat, dan menjaga suhu air mandi agar tidak terlalu dingin.
Fakta Tentang Mandi Malam dan Rematik
Penyakit rematik adalah penyakit yang ditandai oleh inflamasi pada sendi-sendi tubuh. Penyebab rematik tidak diketahui secara pasti, namun faktor risiko meliputi usia, riwayat keluarga, dan jenis kelamin.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa mandi malam tidak berhubungan dengan risiko penyakit rematik. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Rheumatology menemukan bahwa mandi malam tidak meningkatkan risiko rematik pada orang dewasa. Namun, studi ini mencatat bahwa orang yang mengalami rematik sebaiknya menghindari mandi malam yang terlalu panas atau mandi yang terlalu sering.
Berikut adalah beberapa fakta tentang mandi malam dan penyakit rematik:
- Mandi malam tidak langsung menyebabkan rematik.
- Mandi air dingin atau air panas dalam waktu lama dapat mempengaruhi kondisi sendi dan menimbulkan rasa sakit pada sendi bagi seseorang yang sudah menderita rematik.
- Rematik adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh peradangan dan merupakan gejala dari beberapa kondisi medis, seperti artritis.
- Faktor risiko rematik meliputi usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, dan faktor lingkungan.
- Menjalani gaya hidup sehat, berolahraga secara teratur, mengontrol berat badan, dan mengonsumsi makan yang bergizi dapat membantu mencegah atau mengatasi gejala rematik.
- Mandi malam bisa menjadi bagian dari rutinitas malam yang menenangkan dan membantu memperbaiki kualitas tidur.
Mitos Tentang Mandi Malam dan Rematik
Beberapa mitos yang beredar ini menyatakan bahwa mandi malam dapat menyebabkan timbulnya penyakit rematik. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Mitos ini mungkin muncul dari kesalahpahaman tentang mekanisme penyakit rematik.
salah satu mitos ini yang beredar menyatakan bahwa mandi malam dapat menyebabkan sakit kepala. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mandi malam dapat menenangkan pikiran dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga dapat mengurangi risiko sakit kepala.
Penyebab Rematik Akibat Mandi Malam
Penyebab rematik akibat mandi malam mungkin meliputi:
- Perubahan suhu: Perubahan suhu dapat menjadi salah satu gejala rematik akibat mandi malam. Mandi air dingin atau air panas dalam waktu lama dapat menyebabkan perubahan suhu yang drastis pada tubuh, yang dapat memicu reaksi inflamasi pada sendi dan memperburuk gejala penyakit rematik. Gejala penyakit rematik yang dapat muncul setelah mandi air dingin atau air panas dalam waktu lama meliputi nyeri, kaku, bengkak dan kesulitan untuk bergerak pada sendi yang terkena.
- Pengurangan aliran darah: Pengurangan aliran darah dapat menjadi salah satu gejala penyakit rematik akibat mandi malam. Mandi air dingin dalam waktu lama dapat menyebabkan pengurangan aliran darah ke sendi, yang dapat memperburuk gejala rematik. Pengurangan aliran darah dapat menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi, serta menyebabkan kerusakan pada jaringan dan menurunkan fungsi sendi.
- Stres pada sendi: Stres pada sendi dapat menjadi salah satu gejala penyakit rematik akibat mandi malam. Mandi air dingin atau air panas dalam waktu lama dapat menyebabkan stres pada sendi, terutama sendi yang sudah terkena rematik. Stres pada sendi dapat memperburuk gejala rematik, seperti nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi.
- Penurunan kualitas tidur:Penurunan kualitas tidur dapat menjadi salah satu gejala penyakit rematik akibat mandi malam. Mandi air dingin atau air panas dalam waktu lama dapat menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi, yang dapat mengganggu kualitas tidur. Nyeri dan kaku pada sendi dapat menyebabkan sulit tidur dan membuat penderita merasa tidak nyaman saat tidur. Penurunan kualitas tidur dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan memperburuk gejala rematik.
Untuk mengurangi risiko rematik akibat mandi malam, sebaiknya gunakan air hangat, batasi waktu mandi, dan konsultasi dengan dokter jika mengalami gejala rematik. Berolahraga secara teratur dan menjaga kondisi fisik yang baik juga dapat membantu mengurangi risiko rematik.
Baca Juga: 8 Ciri Ciri Rematik, Penyebab dan Gejala Yang Harus Di Waspadai
Bagaimana Mandi Malam Mempengaruhi Risiko Rematik?
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa mandi malam dapat meningkatkan risiko rematik. Salah satu teori yang dikemukakan adalah bahwa mandi malam dapat menyebabkan perubahan suhu tubuh, yang dapat menyebabkan peradangan pada sendi.
Mandilah dengan air hangat dapat membantu meredakan nyeri dan kesemutan pada sendi, namun mandi dengan air panas yang terlalu panas dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko rematik.
Selain itu, mandi malam sebelum tidur dapat mengganggu tidur Anda, yang dapat meningkatkan risiko rematik. Tidur yang buruk dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko rematik.
Mengenali Tanda-tanda Rematik

Nyeri Sendi
Nyeri sendi dapat berasal dari peradangan yang terjadi pada sendi, tulang, dan jaringan ikat yang menyebabkan rasa sakit pada area yang terkena. Beberapa jenis penyakit rematik yang dapat menyebabkan nyeri sendi antara lain osteoarthritis, rheumatoid arthritis, gout dan psoriatic arthritis.
Osteoarthritis adalah jenis penyakit rematik yang paling umum dan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan sendi, yang menyebabkan nyeri, kaku dan kekakuan sendi. Rheumatoid arthritis adalah jenis penyakit rematik yang menyebabkan peradangan sistemik pada sendi, otot, dan jaringan ikat yang menyebabkan nyeri, kaku dan pembengkakan sendi.
Gout adalah jenis penyakit rematik yang menyebabkan kristal-kristal asam urat yang terakumulasi di sendi yang menyebabkan nyeri yang sangat hebat pada sendi yang terkena.
Psoriatic arthritis adalah jenis penyakit rematik yang menyebabkan peradangan pada sendi dan jaringan ikat yang menyebabkan nyeri, kaku dan pembengkakan pada sendi yang terkena.
Nyeri sendi akibat rematik dapat dikontrol dengan mengonsumsi obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (NSAID), fisioterapi, terapi latihan, dan pada kondisi yang parah dapat dilakukan pembedahan. Namun, pencegahan melalui gaya hidup sehat seperti menjaga berat badan ideal, mengurangi stres, dan melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi fisik merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya atau memperparah gejala nyeri sendi akibat rematik.
Baca Juga: 8 Penyebab Nyeri Sendi, Gejala, Dan Cara Pengobatannya Yang Wajib Dipraktekan
Pembengkakan pada sendi
Pembengkakan pada sendi adalah gejala umum yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit rematik. Pembengkakan dapat terjadi karena peradangan yang terjadi pada sendi yang menyebabkan pembengkakan pada area yang terkena. Pembengkakan dapat terjadi pada satu atau lebih sendi dan dapat berlangsung selama beberapa hari atau berminggu-minggu.
Pembengkakan sendi akibat rematik disebabkan oleh peningkatan produksi cairan sinovial, yang membantu memberikan pelumas pada sendi. Pembengkakan ini dapat menyebabkan rasa sakit, kekakuan, dan pembatasan gerak pada sendi yang terkena.
Menjaga gaya hidup sehat juga dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan rematik dan pembengkakan sendi. Ini termasuk menjaga berat badan ideal, melakukan olahraga teratur, dan menghindari merokok.
Rasa nyeri atau kaku
Rasa nyeri dan kaku adalah gejala umum yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit rematik. Rasa nyeri dapat terjadi karena peradangan yang terjadi pada sendi, tulang, dan jaringan ikat yang menyebabkan nyeri pada area yang terkena. Kaku dapat terjadi karena peradangan yang menyebabkan kerusakan pada jaringan ikat yang menyebabkan sendi atau otot menjadi kaku dan sulit untuk digerakkan.
Untuk mengatasi rasa nyeri atau kaku akibat rematik, beberapa terapi yang dapat dilakukan meliputi obat-obatan anti-inflamasi, fisioterapi, dan pengobatan penyakit yang mendasar. Obat-obatan anti-inflamasi dapat membantu mengurangi inflamasi dan rasa nyeri pada sendi, sementara fisioterapi dapat membantu menjaga fleksibilitas dan kekuatan sendi. Terapi lain yang dapat membantu mengatasi rasa nyeri atau kaku akibat rematik meliputi terapi air hangat, pemijatan, dan penggunaan alat bantu seperti tongkat dan kursi roda.
Kelelahan dan demam
Kelelahan dan demam adalah gejala umum yang sering terjadi pada pasien dengan penyakit rematik. Kelelahan dapat terjadi karena peradangan yang terjadi pada tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi lelah dan lemah. Demam juga dapat terjadi karena peradangan yang menyebabkan suhu tubuh meningkat.
Beberapa jenis penyakit rematik yang dapat menyebabkan kelelahan dan demam antara lain:
Lupus adalah penyakit autoimmune kronis yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, dan sistem saraf. Dalam lupus, sistem kekebalan tubuh mengidentifikasi jaringan tubuh sebagai target yang tidak dikenal dan menyerangnya, menyebabkan inflamasi dan kerusakan.
Gejala dari lupus dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan bisa berubah-ubah dalam waktu. Beberapa gejala umum meliputi ruam merah pada kulit, rasa sakit dan kaku pada sendi, kelelahan, demam, dan sakit kepala. Lupus juga dapat mempengaruhi organ lain seperti ginjal, paru-paru, dan jantung.
Pengobatan lupus bergantung pada tingkat keparahan gejala dan bagian tubuh yang terpengaruh. Obat-obatan, seperti obat anti-inflamasi dan imunosupresan, dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Fisioterapi dan terapi olahraga juga dapat membantu mengatasi rasa sakit dan kaku pada sendi.
Untuk mengurangi risiko komplikasi, penting bagi penderita lupus untuk menjalani pengobatan yang teratur dan menjaga gaya hidup sehat. Konsultasi dengan dokter adalah tindakan yang dianjurkan untuk memastikan diagnosis yang tepat dan menentukan terapi terbaik untuk lupus.
Ankylosing spondylitis adalah penyakit inflamasi kronis yang menyerang tulang belakang dan sendi tulang belakang. Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada tulang belakang dan sendi, menyebabkan kaku dan rasa sakit. Dalam kasus yang parah, tulang belakang bisa menjadi satu dengan sendi, membatasi mobilitas dan menimbulkan deformitas.
Gejala ankylosing spondylitis biasanya muncul pada usia muda dan meliputi rasa sakit dan kaku pada tulang belakang, terutama pada bagian bawah tulang belakang, dan kesulitan untuk berbaring. Beberapa pasien juga mungkin mengalami rasa sakit dan kaku pada sendi lain, seperti pinggul, paha, dan bahu.
Pengobatan ankylosing spondylitis meliputi obat-obatan anti-inflamasi dan imunosupresan, fisioterapi, dan terapi olahraga. Beberapa pasien juga mungkin memerlukan tindakan bedah untuk memperbaiki deformitas sendi.
Untuk membantu mencegah kerusakan tulang belakang dan mengurangi gejala, penting bagi penderita ankylosing spondylitis untuk menjalani pengobatan yang teratur dan menjaga gaya hidup sehat. Konsultasi dengan dokter adalah tindakan yang dianjurkan untuk memastikan diagnosis yang tepat dan menentukan terapi terbaik untuk ankylosing spondylitis.
Cara Mengurangi Risiko Rematik saat Mandi Malam

Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi risiko rematik saat mandi malam:
- Gunakan air hangat: Menggunakan air hangat saat mandi malam dapat membantu mengurangi risiko rematik. Air hangat dapat membantu merelaksasi otot dan sendi, sehingga meminimalisir rasa sakit pada sendi. Jika air terlalu hangat, pastikan untuk mencampurkan air dingin sehingga membuat air mandi menjadi hangat, namun tidak terlalu panas. Sebaiknya, hindari mandi air dingin atau air panas dalam waktu lama, karena ini dapat mempengaruhi kondisi sendi dan menimbulkan rasa sakit pada sendi.
- Jangan mandi air dingin atau air panas dalam waktu lama: Menghindari mandi air dingin atau air panas dalam waktu lama dapat membantu mengurangi risiko rematik. Air dingin atau air panas dalam waktu lama dapat mempengaruhi kondisi sendi dan menimbulkan rasa sakit pada sendi. Sebaiknya, mandi dengan air hangat untuk membantu merelaksasi otot dan sendi, sehingga meminimalisir rasa sakit pada sendi. Mandi dalam waktu yang singkat juga dapat membantu meminimalisir dampak pada sendi.
- Gunakan bantuan alat bantu: Menggunakan bantuan alat bantu seperti tongkat atau alat bantu lain dapat membantu mengurangi risiko rematik saat mandi malam. Alat bantu dapat membantu menstabilkan tubuh saat mandi dan meminimalisir beban pada sendi. Sebaiknya, pilih alat bantu yang cocok dan nyaman digunakan.
- Kurangi waktu mandi: Membatasi waktu mandi dapat membantu mengurangi risiko rematik saat mandi malam. Mandi dalam waktu yang singkat meminimalisir dampak pada sendi dan membantu menjaga kondisi sendi.
- Berolahraga secara teratur: Berolahraga secara teratur dapat membantu mengurangi risiko rematik. Olahraga membantu menjaga kondisi sendi dan memperkuat otot dan tulang, sehingga meminimalisir risiko cedera pada sendi. Sebaiknya, pilih olahraga yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan, seperti berjalan, berenang, atau yoga.
- Konsultasi dengan dokter: Konsultasi dengan dokter adalah hal yang penting untuk mengurangi risiko rematik. Dokter dapat memastikan diagnosis dan menentukan pengobatan yang sesuai. Mereka juga dapat memberikan saran dan rekomendasi tentang bagaimana menjaga kondisi sendi dan mengurangi risiko rematik.
Pantangan Makanan untuk Penderita Rematik
Beberapa makanan sebenarnya dapat memperburuk gejala rematik, sehingga penting untuk mengetahui pantangan makanan untuk penderita rematik.
- Makanan yang tinggi purin Purin adalah zat yang terkandung dalam beberapa jenis makanan, seperti daging, ikan, dan jeroan. Penderita rematik harus menghindari makanan yang tinggi purin karena dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh. Beberapa contoh makanan yang harus dihindari adalah daging sapi, babi, kambing, ikan salmon, sarden, dan kerang.
- Makanan yang tinggi lemak jenuh Lemak jenuh dapat meningkatkan inflamasi dalam tubuh, sehingga penderita rematik harus menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh. Beberapa contoh makanan yang harus dihindari adalah daging berlemak, minyak kelapa, minyak kedelai, dan margarine.
- Makanan yang tinggi natrium Natrium dapat meningkatkan retensi cairan dalam tubuh, sehingga penderita rematik harus menghindari makanan yang tinggi natrium. Beberapa contoh makanan yang harus dihindari adalah makanan olahan, keripik, biskuit, dan keju.
- Makanan yang tinggi gula Gula dapat meningkatkan inflamasi dalam tubuh, sehingga penderita rematik harus menghindari makanan yang tinggi gula. Beberapa contoh makanan yang harus dihindari adalah minuman bersoda, kue, dan permen.
- Makanan yang tinggi alkohol Alkohol dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh, sehingga penderita rematik harus menghindari alkohol.
Baca Juga: Sayuran Yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Rematik
Kesimpulan
Mandi malam tidak dapat menyebabkan rematik. Rematik disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Untuk mencegah rematik, sebaiknya menjaga berat badan ideal, mengurangi stres, mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.