Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi di mana tekanan darah pada arteri melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Hipertensi dapat terjadi secara bertahap dan seringkali tidak menyebabkan gejala apa pun, yang disebut sebagai “hipertensi darah tinggi rahasia”.
Tanda Dan Gejala Hipertensi Adalah Ciri Ciri Yang Wajib Diwaspadai
Gejala hipertensi adalah ciri ciri yang wajib diwaspadai dan penyakit hipertensi sering disebut sebagai “the silent killer” karena tidak menyebabkan gejala yang jelas. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul adalah:
Sakit kepala yang parah
Sakit kepala dapat menjadi salah satu gejala hipertensi. Namun, sakit kepala tidak selalu disebabkan oleh hipertensi dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor lain, seperti stres, kurang tidur, atau konsumsi alkohol yang berlebihan.
Jika Anda mengalami sakit kepala yang parah atau sakit kepala yang berulang, disarankan untuk berkoordinasi dengan dokter Anda untuk mengevaluasi apakah hipertensi atau kondisi lain yang mungkin menyebabkan sakit kepala tersebut.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mengevaluasi tekanan darah Anda dan mencari tahu apakah ada faktor risiko lainnya yang mungkin menyebabkan hipertensi.
Pusing
Pusing dapat menjadi salah satu gejala hipertensi, namun itu tidak selalu merupakan gejala utama dari hipertensi. Pusing dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, kurang tidur, atau konsumsi alkohol yang berlebihan. Pusing dapat juga disebabkan oleh hipertensi yang tidak terdiagnosis atau hipertensi maligna, yang merupakan kondisi hipertensi yang sangat tinggi dan berbahaya.
Jika Anda mengalami pusing yang parah atau berulang, disarankan untuk berkoordinasi dengan dokter Anda untuk mengevaluasi apakah hipertensi atau kondisi lain yang mungkin menyebabkan pusing tersebut.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mengevaluasi tekanan darah Anda dan mencari tahu apakah ada faktor risiko lainnya yang mungkin menyebabkan hipertensi.
Pembengkakan pada mata, wajah, tangan, atau kaki
Pembengkakan pada mata, wajah, tangan, atau kaki dapat menjadi salah satu gejala hipertensi, namun ini tidak selalu terjadi pada setiap orang yang menderita hipertensi. Pembengkakan dapat disebabkan oleh retensi cairan dalam tubuh yang dapat terjadi jika tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan ginjal.
Namun, pembengkakan juga dapat disebabkan oleh kondisi lain seperti masalah ginjal atau limfatik, jadi pastikan untuk berkoordinasi dengan dokter Anda untuk diagnosis yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mengevaluasi tekanan darah Anda dan mencari tahu apakah ada faktor risiko lainnya yang mungkin menyebabkan hipertensi atau kondisi lainnya.
Sesak napas
Sesak napas dapat menjadi salah satu gejala hipertensi, namun tidak selalu terjadi pada semua orang yang menderita hipertensi. Sesak napas dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di paru-paru dan menyebabkan pembekuan darah.
Namun, sesak napas juga dapat disebabkan oleh kondisi lain seperti asma atau masalah jantung, jadi pastikan untuk berkoordinasi dengan dokter Anda untuk diagnosis yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mengevaluasi tekanan darah Anda dan mencari tahu apakah ada faktor risiko lainnya yang mungkin menyebabkan hipertensi atau kondisi lainnya.
Sesak napas dapat menjadi gejala yang serius, jika anda mengalami sesak napas yang parah atau menetap harus segera mencari bantuan medis.
Nyeri dada
Nyeri dada dapat menjadi salah satu gejala hipertensi, namun tidak selalu terjadi pada semua orang yang menderita hipertensi. Nyeri dada dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di jantung dan menyebabkan pembekuan darah. Namun, nyeri dada juga dapat disebabkan oleh kondisi lain seperti angina, infark miokard, atau masalah jantung lainnya, jadi pastikan untuk berkoordinasi dengan dokter Anda untuk diagnosis yang tepat.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mengevaluasi tekanan darah Anda dan mencari tahu apakah ada faktor risiko lainnya yang mungkin menyebabkan hipertensi atau kondisi lainnya. Nyeri dada dapat menjadi gejala yang serius, jika Anda mengalami nyeri dada yang parah atau menetap harus segera mencari bantuan medis.
Detak jantung yang cepat atau tidak teratur
Detak jantung yang cepat atau tidak teratur adalah tanda dari aritmia jantung. Aritmia jantung adalah kondisi di mana denyut jantung tidak berdetak dengan ritme yang normal atau cepat. Ini dapat menyebabkan sesak napas, sakit dada, atau gejala lainnya.
Beberapa jenis aritmia jantung dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jantung jika tidak diobati, sehingga penting untuk mencari perawatan jika Anda mengalami gejala aritmia jantung.
Beberapa jenis aritmia jantung yang umum meliputi takykardia supraventrikular, fibrilasi atrium, takykardia ventrikular, dan bradikardia. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan tes untuk menentukan jenis aritmia yang Anda alami dan menentukan jenis pengobatan yang tepat.
Nyeri di belakang leher atau punggung
Nyeri di belakang leher atau punggung dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera, kondisi degeneratif, infeksi, atau kondisi medis lainnya. Pengobatan nyeri belakang leher atau punggung dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Beberapa jenis pengobatan yang umumnya diterapkan meliputi fisioterapi, pengobatan nyeri, dan pengobatan obat-obatan. Jika Anda mengalami nyeri yang parah atau berkepanjangan, sebaiknya segera menemui dokter untuk menentukan penyebab dan jenis pengobatan yang tepat.
Mual atau muntah
Mual atau muntah dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, atau sakit dada. Namun, dalam beberapa kasus, hipertensi yang parah atau hipertensi darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh seperti ginjal, jantung dan otak yang dapat menyebabkan gejala seperti mual atau muntah.
Hipertensi darah tinggi yang parah dikenal sebagai hipertensi krisis yang dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala parah, penglihatan kabur, sakit dada, sesak napas, mual dan muntah. Jika Anda mengalami gejala seperti ini segera menemui dokter atau pergi ke rumah sakit untuk perawatan yang cepat.
Secara umum, untuk mengatasi gejala hipertensi, dokter akan meresepkan obat-obatan, menyarankan perubahan gaya hidup seperti diet sehat dan olahraga, serta menyarankan untuk menghindari faktor risiko seperti merokok dan konsumsi alkohol.
Kehilangan konsentrasi atau kebingungan
Kehilangan konsentrasi atau kebingungan dapat menyebabkan gejala hipertensi seperti sakit kepala, sakit dada, atau pusing, tetapi tidak biasanya menyebabkan kehilangan konsentrasi atau kebingungan. Namun, dalam kondisi hipertensi yang parah atau yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh seperti jantung, ginjal, atau otak.
Hipertensi intracranial atau tekanan darah di dalam ruangan tengkorak dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan konsentrasi atau kebingungan. Ini terjadi ketika tekanan darah di dalam ruangan tengkorak meningkat dan dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Gejala lain dari hipertensi intracranial adalah sakit kepala parah, penglihatan kabur, mual dan muntah.
Jika Anda mengalami gejala hipertensi seperti kehilangan konsentrasi atau kebingungan, segera menemui dokter untuk mengevaluasi kondisi Anda. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan tes untuk menentukan penyebab gejala Anda dan menentukan jenis pengobatan yang tepat.
Kelelahan yang tidak biasa
Kelelahan yang tidak biasa adalah suatu kondisi di mana seseorang merasa lelah atau letih secara berlebihan, meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat atau tidak cukup tidur. Kelelahan yang tidak biasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi medis, obat-obatan, atau masalah emosional.
Beberapa penyebab umum kelelahan yang tidak biasa meliputi:
- Anemia
- Penyakit jantung
- Penyakit tiroid
- Depresi atau masalah emosional
- Infeksi, seperti flu atau pilek
- Kondisi medis lainnya, seperti lupus, fibromyalgia, atau sindrom fatik kronis
Pengobatan kelelahan yang tidak biasa tergantung pada penyebabnya. Beberapa jenis pengobatan yang umumnya diterapkan meliputi perubahan gaya hidup, pengobatan medis, atau terapi psikologi. Jika Anda mengalami kelelahan yang tidak biasa atau tidak dapat menentukan penyebabnya, sebaiknya segera menemui dokter untuk mengevaluasi kondisi Anda.
Ingatlah bahwa gejala hipertensi pada lansia ini dapat disebabkan oleh kondisi lain selain hipertensi juga, jadi pastikan untuk berkoordinasi dengan dokter anda untuk diagnosis yang tepat.
Tanda Dan Gejala Hipertensi Pada Lansia
Gejala hipertensi pada lansia seringkali tidak menyebabkan gejala apa pun, yang disebut sebagai “hipertensi darah tinggi rahasia”. Namun, dalam beberapa kasus, gejala hipertensi pada lansia ini dapat menyebabkan seperti ini:
Sakit kepala
Sakit kepala dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia. Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah tinggi, dan pada lansia ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan sakit kepala. Selain itu, gejala hipertensi pada lansia juga dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan sakit kepala.
Namun, sakit kepala juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti stress, kurang tidur, atau konsumsi alkohol. Jika sakit kepala yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Pusing
Pusing dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia. Gejala hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak. Gejala hipertensi pada lansia ini dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan pusing. Pusing juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti anemia, infeksi, atau kekurangan cairan.
Namun, pusing yang disebabkan oleh hipertensi dapat menjadi lebih parah dan sering terjadi. Jika pusing yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Sesak napas
Sesak napas dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia. Pada penderita hipertensi, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah jantung dan paru-paru. Gejala hipertensi pada lansia ini dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke jantung dan paru-paru yang dapat menyebabkan sesak napas. Sesak napas yang disebabkan oleh hipertensi dapat menjadi lebih parah dan sering terjadi.
Namun, sesak napas juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti infeksi saluran napas atau kondisi jantung seperti gagal jantung. Jika sesak napas yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Nyeri dada
Nyeri dada dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia. Gejala hipertensi pada lansia dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah jantung dan paru-paru, sehingga dapat menyebabkan nyeri dada. Gejala hipertensi pada lansia ini juga dapat menyebabkan nyeri dada yang disebabkan oleh iskemia (kurangnya aliran darah ke jantung) atau hipertrofi ventrikel kiri (pembesaran dinding ventrikel kiri jantung).
Namun, nyeri dada juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti infark miokard, angina, atau pneumonia. Jika nyeri dada yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Pandangan kabur
Pandangan kabur dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia. Gejala hipertensi pada lansia dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah mata yang dapat menyebabkan pandangan kabur. Gejala hipertensi pada lansia ini juga dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke mata yang dapat menyebabkan pandangan kabur. Pandangan kabur yang disebabkan oleh hipertensi dapat menjadi lebih parah dan sering terjadi.
Namun, pandangan kabur juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti katarak, glaukoma, atau diabetes. Jika pandangan kabur yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Pingsan
Pingsan dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia. Gejala hipertensi pada lansia ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak yang dapat menyebabkan pingsan. Gejala hipertensi pada lansia ini juga dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan pingsan. Pingsan yang disebabkan oleh hipertensi dapat menjadi lebih sering terjadi dan memerlukan perhatian medis yang segera.
Namun, pingsan juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti anemia, kurang tidur, atau infeksi. Jika pingsan yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Gejala hipertensi pada lansia juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak. Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti:
Kelelahan
Kelelahan dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia, meskipun tidak terlalu umum. Pada hipertensi, jantung harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan kelelahan. Gejala hipertensi pada lansia ini dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke otak dan otot yang dapat menyebabkan kelelahan.
Namun, kelelahan juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti kurang tidur, anemia, atau infeksi. Jika kelelahan yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Kehilangan konsentrasi atau kebingungan
Kehilangan konsentrasi atau kebingungan dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia, meskipun tidak terlalu umum. Gejala hipertensi pada lansia ini dapat membuat kerusakan pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kehilangan konsentrasi atau kebingungan.
Gejala hipertensi pada lansia ini dapat menyebabkan perubahan pada fungsi kognitif yang dapat menyebabkan kehilangan konsentrasi atau kebingungan. Namun, kehilangan konsentrasi atau kebingungan juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti penyakit Alzheimer, stroke, atau depresi.
Jika kehilangan konsentrasi atau kebingungan yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia, meskipun tidak terlalu umum. Pada hipertensi, kerusakan pada pembuluh darah yang mengalirkan darah ke telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Gejala hipertensi pada lansia ini dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Namun, gangguan pendengaran juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti penuaan, infeksi telinga, atau kerusakan akustik. Jika gangguan pendengaran yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Gangguan keseimbangan
Gangguan keseimbangan dapat menjadi gejala hipertensi pada lansia, meskipun tidak terlalu umum. Pada hipertensi, kerusakan pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan perubahan pada aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan. Gejala hipertensi pada lansia, ini dapat menyebabkan perubahan pada fungsi sensorik yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan.
Namun, gangguan keseimbangan juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti infeksi otak, stroke, atau penyakit vestibular. Jika gangguan keseimbangan yang dirasakan sering dan parah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Sebagai tambahan, gejala hipertensi pada lansia dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, dan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, gejala hipertensi pada lansia harus dikontrol dan diobati dengan baik. Pengobatan dapat meliputi perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan pengobatan lainnya yang ditentukan oleh dokter.
Cara Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi bergantung pada tingkat tekanan darah dan risiko komplikasi yang ditimbulkan. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengontrol tekanan darah tinggi antara lain:
Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup adalah perubahan yang terjadi pada cara seseorang atau sekelompok orang melakukan kegiatan sehari-hari, baik dalam hal makan, berpakaian, berkomunikasi, hingga bersosialisasi.
Merupakan pengobatan utama untuk hipertensi ringan dan sedang. Ini termasuk mengubah pola makan, menurunkan berat badan, meningkatkan aktivitas fisik, menghindari alkohol dan merokok, dan mengurangi stres.
Obat-obatan
Obat-obatan adalah zat atau produk yang digunakan untuk mengatasi, mencegah, atau mengobati suatu penyakit atau kondisi medis. Obat-obatan dapat berupa tablet, kapsul, cairan, atau suntikan yang dapat dikonsumsi atau diberikan secara lokal. Dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti diuretik, ACE inhibitor, ARB, beta blocker, dan lain-lain yang akan membantu menurunkan tekanan darah.
Operasi
Pada kondisi tertentu, operasi dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan lain.
Monitoring tekanan darah
Dokter akan memberikan petunjuk tentang bagaimana dan kapan harus melakukan pengukuran tekanan darah sendiri.
Terapi farmakologi
Dokter akan memberikan terapi obat yang sesuai dengan kondisi pasien yang dapat membantu menurunkan tekanan darah pasien.
Ingatlah bahwa pengobatan hipertensi harus dilakukan dalam jangka panjang dan harus dilakukan secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
Pentanyaan dan Jawaban
Beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan tentang hipertensi dan gejala hipertensi adalah:
Q. Apa itu hipertensi?
A. Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam tubuh menjadi terlalu tinggi.
Q. Bagaimana gejala hipertensi pada lansia?
Gejala hipertensi pada lansia umumnya tidak dapat dilihat, namun pada kondisi yang parah dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, sesak napas, nyeri dada, pandangan kabur, pingsan, dan kelelahan.
Q. Apakah hipertensi dapat disembuhkan?
A. Hipertensi dapat dikontrol dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup, namun tidak dapat disembuhkan.
Q. Apakah hipertensi berbahaya?
A. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ dalam seperti jantung, ginjal, dan otak, dan dapat meningkatkan risiko stroke